Kafe Baklava Mardin Pertama Hadir di Kemang: Buka saat Pandemi Jadi Langganan Para Dubes

Kafe Baklava Mardin Pertama Hadir di Kemang: Buka saat Pandemi Jadi Langganan Para Dubes

Kafe Baklava Mardin Pertama Hadir di Kemang: Buka saat Pandemi Jadi Langganan Para Dubes

TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas

Suasana tampak depan Mardin Baklava pada Jumat (8/1/2021)

TRIBUNJAKARTA.COM, MAMPANG PRAPATAN – Si mungil Baklava diam-diam mulai menginvasi lidah warga Jakarta.

Kakak adik asli Turki, Abdulrahman Suud dan Rafae L Suud lah yang memperkenalkan camilan mungil khas Turki ini melalui Mardin Baklava.

Meski buka saat pandemi, Mardin Fine Baklava Cafe malah mengundang rasa penasaran para duta besar di sana.

Berbeda dengan cabang pertamanya di Cipinang, kini Mardin membuka cabang kedua dengan konsep kafe yang lebih mewah di Kemang.

Memasuki awal pintu kafe, kita sudah disuguhkan dengan berbagai bentuk Baklava di depan.

Berbagai pastri mungil itu tersaji di dalam etalase.

Suasana di dalam Kafe Mardin Baklava di Jalan Kemang Utara, Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Jumat (8/1/2021).
Suasana di dalam Kafe Mardin Baklava di Jalan Kemang Utara, Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Jumat (8/1/2021). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Di ruang tengah, terdapat dapur terbuka dan dua bar kopi. Salah satu bar kopi itu menyajikan secangkir kopi khas Turki yang dibuat di atas pasir panas.

Selain itu, interior ruangannya juga terlihat megah dengan nuansa gelap . Beberapa bagian dilengkapi dinding berbatu bata ekspos. Berbagai lukisan juga terpampang di dinding kafe. 

Tempat duduk pun semuanya menggunakan sofa dan bangku tunggal yang nyaman.

Bekas rumah megah di Kemang ini disulap menjadi kafe yang terlihat mewah.

Jumlah menu yang disajikan pun terbilang lebih banyak ketimbang menu baklava di Cipinang.

Abdulrahman mengatakan cabang kedua di Kemang ini memang memiliki konsep yang berbeda dengan sebelumnya.

Aneka baklava yang tersaji di etalase Kafe Mardin pada Jumat (8/1/2021).
Aneka baklava yang tersaji di etalase Kafe Mardin pada Jumat (8/1/2021). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

“Semuanya di cabang kedua kita tingkatkan kualitasnya. Dari penyajian, interior peralatan dan lain-lain. Lebih terlihat mewah,” ungkapnya kepada TribunJakarta.com.

Bisa dibilang, Abdulrahman berani membuat cabang kedua di Kemang saat pandemi belum berlalu.

Aneka baklava yang tersaji di etalase Kafe Mardin pada Jumat (8/1/2021).
Aneka baklava yang tersaji di etalase Kafe Mardin pada Jumat (8/1/2021). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Sebab, ia ingin berdamai dengan situasi ini. Malah, Abdulrahman menganggap pandemi sebuah tantangan yang harus dihadapi.

“Kita melawan ombak. Kalau kita buka di waktu normal itu buka tantangan. Kalau mau sukses harus berani ambil tantangan. Kita harus hidup dengannya (pandemi),” tambahnya.

Sejumlah baklava disajikan di atas piring pada Jumat (8/1/2021).
Sejumlah baklava disajikan di atas piring pada Jumat (8/1/2021). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Abdulrahman juga tak lupa menerapkan protokol kesehatan di kafe seperti menyediakan hand sanitizer, pengecekan suhu dan penerapan jaga jarak antar pengunjung.

Selama pandemi, lanjut Abdulrahman, banyak duta besar dari sejumlah negara datang ke sini. 

Sembari berbincang, mereka menikmati sajian camilan khas Turki buatan Kafe Mardin.

Bahkan, ruangan VIP pun dipesan oleh sebagian dari mereka. 

“Mereka bukan datang sekali tapi beberapa kali dalam satu bulan,” pungkasnya. 

Kafe Mardin Baklava berada di Jalan Kemang Utara, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan buka setiap hari dari Jam 11.00 WIB – 22.00 WIB.

Sumber: Tribun Jakarta



Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kafe Baklava Mardin Pertama Hadir di Kemang: Buka saat Pandemi Jadi Langganan Para Dubes, https://jakarta.tribunnews.com/2021/01/09/kafe-baklava-mardin-pertama-hadir-di-kemang-buka-saat-pandemi-jadi-langganan-para-dubes?page=all.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Septiana

Penampakan Daging Steak yang Dilapisi Emas 24 Karat Seharga Rp 25 Juta di Mardin Baklava Kemang

Penampakan Daging Steak yang Dilapisi Emas 24 Karat Seharga Rp 25 Juta di Mardin Baklava Kemang

Penampakan Daging Steak yang Dilapisi Emas 24 Karat Seharga Rp 25 Juta di Mardin Baklava Kemang

Dokumentasi Mardin Baklava Kemang

Menu sultan di Mardin Baklava Kemang bernama Dry-aged Truffle Butter Tomahawk Wagyu Gold 24 karat didampingi dengan kondimen garam laut dan daun rosemary segar 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, MAMPANG PRAPATAN – Restoran Mardin Baklava di Kemang, Jakarta Selatan, berani tampil beda dengan menyuguhkan salah satu menu spektakuler.

Restoran asal Turki itu menjual makanan dengan harga sultan. Seporsi makanan, harga itu tentu bikin geleng kepala.

Menu itu bernama Dry Aged Truffle Butter Tomahawk Wagyu Gold 24 karat dengan harga Rp 25 juta!


Co-founder Mardin Baklava, Abdulrahman mengatakan daging steak berlapis emas seberat 1,5 kg ini hanya dibuat bila ada pesanan. Minimal pemesanan 2 hari sebelumnya.

Daging tomahawk yang diambil dari rusuk sapi dibakar dengan temperatur rendah selama 1,5 jam. 

Daging sudah melalui proses dry-aged beef with butter truffle

Artinya, daging sapi difermentasi dengan mentega truffle kemudian digantung agar kering dengan waktu yang lama. Tujuannya untuk melembutkan daging. 

Setelah matang, baru daging steak dilapisi emas 24 karat.

Tak usah khawatir, emas yang menyelimuti daging steak bisa dimakan.

“Lapisan emas ini memang khusus buat makanan jadi bisa dimakan,” ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Senin (15/1/2021).

Daging steak emas ini disajikan dengan 3 macam saus. Saus beef jus reduction, saus krim kental jamur dan saus blackpepper.

Selain itu, didampingi dengan 3 jenis pilihan kentang yaitu kentang dauphinoise, kentang dengan taburan saffron dan kentang fondant.

Menu ini juga disajikan dengan kondimen garam laut dan daun rosemary segar.

Bagaimana, anda tertarik dengan menu sultan ini? 

Menjual Baklava Pertama di Jakarta 

 Si mungil Baklava diam-diam mulai menginvasi lidah warga Jakarta.

Kakak adik asli Turki, Abdulrahman Suud dan Rafae L Suud lah yang memperkenalkan camilan mungil khas Turki ini melalui Mardin Baklava Patisserie.

Meski buka saat pandemi, Kafe Mardin Baklava malah mengundang rasa penasaran para duta besar di sana.

Berbeda dengan cabang pertamanya di Cipinang, kini Mardin membuka cabang kedua dengan konsep kafe yang lebih mewah di Kemang.

Memasuki awal pintu kafe, kita sudah disuguhkan dengan berbagai bentuk Baklava di depan.

Berbagai pastri mungil itu tersaji di dalam etalase. Di ruang tengah, terdapat dapur terbuka dan dua bar kopi. Salah satu bar kopi itu menyajikan secangkir kopi khas Turki yang dibuat di atas pasir panas.

Selain itu, interior ruangannya juga terlihat megah dengan nuansa gelap . Beberapa bagian dilengkapi dinding berbatu bata ekspos. Berbagai lukisan juga terpampang di dinding kafe. 

Tempat duduk pun semuanya menggunakan sofa dan bangku tunggal yang nyaman.

Bekas rumah megah di Kemang ini disulap menjadi kafe yang terlihat mewah.

Jumlah menu yang disajikan pun terbilang lebih banyak ketimbang menu baklava di Cipinang, cabang pertamanya.

Abdul mengatakan cabang kedua di Kemang ini memang memiliki konsep yang berbeda dengan sebelumnya.

“Semuanya di cabang kedua kita tingkatkan kualitasnya. Dari penyajian, interior peralatan dan lain-lain. Lebih terlihat mewah,” ungkapnya kepada TribunJakarta.com.

Bisa dibilang, Abdul berani membuat cabang kedua di Kemang saat pandemi belum berlalu.

Sebab, ia ingin berdamai dengan situasi ini. Malah, Abdul menganggap pandemi sebuah tantangan yang harus dihadapi.

“Kita melawan ombak. Kalau kita buka di waktu normal itu buka tantangan. Kalau mau sukses harus berani ambil tantangan. Kita harus hidup dengannya (pandemi),” tambahnya.

Abdul juga tak lupa menerapkan protokol kesehatan di kafe seperti menyediakan hand sanitizer, pengecekan suhu dan penerapan jaga jarak antar pengunjung.

Selama pandemi, lanjut Abdul, banyak duta besar dari sejumlah negara datang ke sini. 

Sembari berbincang, mereka menikmati sajian camilan khas Turki buatan Kafe Mardin.

Bahkan, ruangan VIP pun dipesan oleh sebagian dari mereka. 

“Mereka bukan datang sekali tapi beberapa kali dalam satu bulan,” pungkasnya. 

Kafe Mardin Baklava berada di Jalan Kemang Utara, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan buka setiap hari dari Jam 11.00 WIB – 22.00 WIB.

Kopi Pasir

Kafe Mardin Baklava tak hanya menjual sajian mungil camilan khas Turki saja.

Kalau anda penggemar kopi, anda bisa coba ke sini menikmati kopi signature khas Turki.

Kopi khas Turki ini dibuat dengan cara unik. 

Namanya, sand coffee. Kopi dimasak di atas pasir panas kemudian langsung dihidangkan di meja.

Tangan pelayan hanya memutar-mutar gelas tembaga di atas pasir seketika kopi berbuih-buih.

Tak sampai hitungan 5 menit, kopi sudah matang.

Sesudah matang, lalu dituangkan ke dalam gelas cangkir dan langsung disajikan.

Co founder Mardin Baklava, Abdulrahman mengatakan konsep sand coffee sudah tak asing lagi sebenarnya di Indonesia.

Namun, bedanya, di sini sand coffee berkonsep bar.

“Ini pertama di Indonesia. Kopi pasir berkonsep bar,” ujarnya kepada TribunJakarta.com.

Abdulrahman melanjutkan kopi juga didatangkan langsung dari Turki. Ottoman Coffee dan Turkish Coffee bisa dicoba. 

Saya sempat menyeruput segelas Ottoman Coffee. Rasanya tak terlalu pahit dan tentu saja nikmat.

Abdulrahman mengatakan beberapa alat juga didatangkan dari Turki langsung seperti mesin pemanas dan pasirnya.

Saya sempat melihat cara pembuatannya di media sosial bertagar sand coffee.

Baca juga: Mayat Ibu Ditumbalkan, Pria Ini Bukan Dapat Berlian Malah Masuk Bui: Ada yang Narik Ibu Saya

Baca juga: Promo Weekday Indomaret Sampai 16 Februari 2021, Sari Roti hingga SilverQueen Beli 2 Gratis 1

Banyak penjual kopi pasir di beberapa negara yang juga menjualnya. Ada yang dari gerobak, kedai hingga restoran.

Menurut Abdulrahman, kopi pasir di Turki juga banyak dijual di tepi jalan.

“Tapi kalau di Indonesia, yang berkonsep bar hanya ada di sini,” pungkasnya.

Menyeruput kopi pasir bisa menjadi penetralisir saat anda menyantap manisnya baklava di sini. 



Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Penampakan Daging Steak yang Dilapisi Emas 24 Karat Seharga Rp 25 Juta di Mardin Baklava Kemang, https://jakarta.tribunnews.com/2021/02/15/penampakan-daging-steak-yang-dilapisi-emas-24-karat-seharga-rp-25-juta-di-mardin-baklava-kemang?page=4.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga

Bikin Laper! Dimas Beck dan Nikita Mirzani Makan Steak dan Baklava Lapis Emas Rp 25 Juta

Foto: Bikin laper Trans TV
Jakarta – Episode Bikin Laper terbaru ini sangat mewah. Duo Bikin Laper mencicip makanan berlapis emas dengan harga jutaan rupiah per porsinya.
Duo Bikin Laper Dimas Beck dan Nikita Mirzani disuguhkan dengan makanan mewah. Disebut mewah karena makanan tersebut disalapisi dengan emas. Makanan berlapis emas itu ditawarkan oleh Mardin Fine Baklava Cafe.

Lokasinya ada di Jalan Kemang Utara No. 16 B1, Jakarta Selatan. Sesuai dengan namanya, Duo Bikin Laper mencoba menu baklava yang merupakan kudapan manis khas Turki.

Baca Juga : Mantan Chef Pribadi Kanye West Jual Sandwich Lapis Emas 24K Seharga Rp. 4,9 Juta

Bikin Laper! Mewahnya Steak dan Baklava Berlapis Emas Seharga Rp 25 Juta Foto: Bikin laper Trans TV
Baklava sendiri disebut spesial karena dibuat dengan adonan phyllo yang berlapis-lapis. Semakin spesial baklava tersebut dilapisi dengan emas. Menu Baklava Gold tersebut dibanderol dengan harga Rp 25.000.000 per porsinya.

Dimas Beck menilai baklavanya memiliki tekstur yang renyah karena lapisannya yang banyak. Tambahan emas sebenarnya tidak menambah rasa. Fungsinya memang hanya sebagai hiasan saja dan meningkatkan nilai jual.

Selain baklava, gerai ini juga menawarkan menu lainnya. Menu tersebut berupa steak yang juga dilapisi emas. Menu tersebut bernama Stdak Gold yang dibanderol dengan harga Rp 15.000.000.

Bikin Laper! Mewahnya Steak dan Baklava Berlapis Emas Seharga Rp 25 Juta Foto: Bikin laper Trans TV
Ada yang unik dalam proses pelapisan emas pada steak maupun baklavanya. Pengunjung bahkan staf di sana tidak boleh melihat bagaimana chef melapisi makanan dengan emas. Nah, proses itu menjadi keistimewaan tersendiri.

Nah, untuk menu steak gold sendiri menggunakan daging bagian rib eye. Daging rib eye kemudian dimasak dengan tingkat kematangan medium rare. Tentu saja aromanya langsung menyeruak.

Duo Bikin Laper menyukai teksturnya yang empuk, lembut dan juicy. Terlihat saat Nikita Mirzani memotong dagingnya menggunakan pisau, daging tersebut langsung terbelah tanpa perlawanan.

Saat dicicipi rasanya gurih dan bikin ketagihan. Oya, keseruan Bikin Laper masih akan berlanjut di episode-episode mendatang. Karenanya saksikan terus acara Bikin Laper setiap hari, pukul 17.00 WIB. Hanya di Trans TV.

Baca artikel detikfood, “Bikin Laper! Dimas Beck dan Nikita Mirzani Makan Steak dan Baklava Lapis Emas Rp 25 Juta” selengkapnya https://food.detik.com/info-kuliner/d-5521400/bikin-laper-dimas-beck-dan-nikita-mirzani-makan-steak-dan-baklava-lapis-emas-rp-25-juta.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Pelayan sedang memutar-mutar gelas tembaga berisi kopi di atas pasir panas pada Jumat (8/1/2021).

Buka Saat Pandemi, Kafe Mardin Baklava di Kemang Bikin Kopi Pasir Berkonsep Bar

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, MAMPANG PRAPATAN – Kafe Mardin Baklava tak hanya menjual sajian mungil camilan khas Turki saja.

Kalau anda penggemar kopi, anda bisa coba ke sini menikmati kopi signature khas Turki.

Kopi khas Turki ini dibuat dengan cara unik.

Pelayan sedang memutar-mutar gelas tembaga berisi kopi di atas pasir panas pada Jumat (8/1/2021).
Pelayan sedang memutar-mutar gelas tembaga berisi kopi di atas pasir panas pada Jumat (8/1/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Namanya, sand coffee. Kopi dimasak di atas pasir panas kemudian langsung dihidangkan di meja.

Tangan pelayan hanya memutar-mutar gelas tembaga di atas pasir seketika kopi berbuih-buih.

Tak sampai hitungan 5 menit, kopi sudah matang.

Sesudah matang, lalu dituangkan ke dalam gelas cangkir dan langsung disajikan.

Co founder Mardin Baklava, Abdulrahman mengatakan konsep sand coffee sudah tak asing lagi sebenarnya di Indonesia.

Namun, bedanya, di sini sand coffee berkonsep bar.

Pelayan menuangkan gelas tembaga berisi kopi ke cangkir pada Jumat (8/1/2021).
Pelayan menuangkan gelas tembaga berisi kopi ke cangkir pada Jumat (8/1/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

“Ini pertama di Indonesia. Kopi pasir berkonsep bar,” ujarnya kepada TribunJakarta.com.

Abdulrahman melanjutkan kopi juga didatangkan langsung dari Turki. Ottoman Coffee dan Turkish Coffee bisa dicoba. 

Saya sempat menyeruput segelas Ottoman Coffee. Rasanya tak terlalu pahit dan tentu saja nikmat.

Abdulrahman mengatakan beberapa alat juga didatangkan dari Turki langsung seperti mesin pemanas dan pasirnya.

Saya sempat melihat cara pembuatannya di media sosial bertagar sand coffee.

Banyak penjual kopi pasir di beberapa negara yang juga menjualnya. Ada yang dari gerobak, kedai hingga restoran.

Menurut Abdulrahman, kopi pasir di Turki juga banyak dijual di tepi jalan.

Tempat Pasir putih bertuliskan TribunJakarta untuk membuat kopi khas Turki pada Jumat (8/1/2021).
Tempat Pasir putih bertuliskan TribunJakarta untuk membuat kopi khas Turki pada Jumat (8/1/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

“Tapi kalau di Indonesia, yang berkonsep bar hanya ada di sini,” pungkasnya.

Menyeruput kopi pasir bisa menjadi penetralisir saat anda menyantap manisnya baklava di sini.



Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Buka Saat Pandemi, Kafe Mardin Baklava di Kemang Bikin Kopi Pasir Berkonsep Bar, https://jakarta.tribunnews.com/2021/01/09/buka-saat-pandemi-kafe-mardin-baklava-di-kemang-bikin-kopi-pasir-berkonsep-bar.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji

image-4

Altın kaplama baklava fiyatıyla dudak uçuklattı

Endonezya’nın başkenti Cakarta’da bir işletmede 24 ayar yaprak altın kaplamalı baklavanın dilimi 1000 dolara satılıyor. Başkent Cakarta’da çeşitli Türk tatlılarının satıldığı “Mardin Baklava” adlı işletmede, dilimi bin dolara satılan baklava müşterilerin ilgisini çekiyor.

Türk kültürü ve mutfağına duyduğu ilgiden dolayı Cakarta’da tatlı satışı yapılan işletme açan Irak kökenli 35 yaşındaki Abdul Rahman L Suud Alhammadi, ”Türk mutfağının eşsiz lezzetlerinden baklavanın Endonezya’da bilinirliğini artırmayı amaçlıyoruz. Türk ustanın yaptığı ve malzemeleri organik 24 ayar yaprak altın kaplamalı özel baklavanının dilimini bin dolardan satıyoruz.” dedi.

Altın kaplama tatlıyla Endonezya’da baklavaya yönelik dikkati çekmeyi amaçladıklarını dile getiren Alhammadi, ”Baklava için gerekli birçok malzemeyi Türkiye’den, bazılarını da civar ülkelerden temin ediyoruz. Baklavalarımızı Gaziantep’ten getirttiğimiz baklava ustası pişiriyor. Müşterilerimiz tatlılarımızdan çok memnun.” diye konuştu.

GAZİANTEP BAKLAVA USTASININ ELİNDEN ALTIN BAKLAVA

Alhammadi, uzun yıllar yaşadığını Malezya’da işlerinin kötü gitmesi üzerine Güneydoğu Asya’da alternatif iş fırsatları ararken tadıyla eşsiz, otantik ve saf bir lezzete sahip baklava üzerine Endonezya’da işletme açma kararı aldığını kaydetti.

Türkiye’de kaldığı bir yıllık sürede lezzetli baklava için birçok şehir gezdiğini dile getiren Abdurrahman, ”Kuzeyden güneye, batıdan doğuya İstanbul, İzmir, Bodrum ve Mardin gibi birçok yeri gezdim. Yediğimde gerçekten lezzetli olan baklavayı Gaziantep’te buldum ve iş görüşmeleri sonrası buradan bir usta ile çalışmaya başladık.” ifadelerini kullandı.

Asya mutfağı için ağır bir tatlı olan baklavayı Endonezyalılara sevdirmeye başladıklarını ve işlerini daha da genişletmeyi planladığını söyleyen Alhammadi, işletme ismini de listesini yaptıkları Türk şehirleri arasından Endonezyalılara telaffuzuyla daha kolay hatırlanmasından dolayı Mardin olarak seçtikleri kaydetti.

Gaziantep’ten Endonezya’ya çalışmak için gelen baklava ustası Ali Çiçek, ”30 yıldır baklava işiyle uğraşıyorum. Burada birçok çeşitte baklava üretiyoruz. Ayrıca künefe ve sütlü tatlılar da yapıyoruz. Endonezyalılara baklavayı sevdirmek istedik ve bunu da başardık. Bu başarıdan dolayı gurur duyuyorum.” dedi.

Baklavayı öğrenmek isteyenlerin olduğunu dile getiren Çiçek, ”İstekli olan arkadaşlara öğretiyoruz. Burada bir Türk kültürü, bir Türk kapımız olsun. Herkese açığız.” diye konuştu. (AA)

Endonezya'da dilimi bin dolara altın kaplamalı baklava!

Endonezya’da dilimi bin dolara altın kaplamalı baklava!

Endonezya’nın başkenti Cakarta’da bir işletmede 24 ayar yaprak altın kaplamalı baklavanın dilimi 1000 dolara satılıyor.

Başkent Cakarta’da çeşitli Türk tatlılarının satıldığı “Mardin Baklava” adlı işletmede, dilimi bin dolara satılan baklava müşterilerin ilgisini çekiyor.

Endonezya'da dilimi bin dolara altın kaplamalı baklava!

Türk kültürü ve mutfağına duyduğu ilgiden dolayı Cakarta’da tatlı satışı yapılan işletme açan Irak kökenli 35 yaşındaki Abdul Rahman L Suud Alhammadi, ”Türk mutfağının eşsiz lezzetlerinden baklavanın Endonezya’da bilinirliğini artırmayı amaçlıyoruz. Türk ustanın yaptığı ve malzemeleri organik 24 ayar yaprak altın kaplamalı özel baklavanının dilimini bin dolardan satıyoruz.” dedi. 

Altın kaplama tatlıyla Endonezya’da baklavaya yönelik dikkati çekmeyi amaçladıklarını dile getiren Alhammadi, ”Baklava için gerekli birçok malzemeyi Türkiye’den, bazılarını da civar ülkelerden temin ediyoruz. Baklavalarımızı Gaziantep’ten getirttiğimiz baklava ustası pişiriyor. Müşterilerimiz tatlılarımızdan çok memnun.” diye konuştu.

GAZİANTEPLİ BAKLAVA USTASININ ELİNDEN ALTIN BAKLAVA 

Alhammadi, uzun yıllar yaşadığını Malezya’da işlerinin kötü gitmesi üzerine Güneydoğu Asya’da alternatif iş fırsatları ararken tadıyla eşsiz, otantik ve saf bir lezzete sahip baklava üzerine Endonezya’da işletme açma kararı aldığını kaydetti.

Türkiye’de kaldığı bir yıllık sürede lezzetli baklava için birçok şehir gezdiğini dile getiren Abdurrahman, ”Kuzeyden güneye, batıdan doğuya İstanbul, İzmir, Bodrum ve Mardin gibi birçok yeri gezdim. Yediğimde gerçekten lezzetli olan baklavayı Gaziantep’te buldum ve iş görüşmeleri sonrası buradan bir usta ile çalışmaya başladık.” ifadelerini kullandı. 

Asya mutfağı için ağır bir tatlı olan baklavayı Endonezyalılara sevdirmeye başladıklarını ve işlerini daha da genişletmeyi planladığını söyleyen Alhammadi, işletme ismini de listesini yaptıkları Türk şehirleri arasından Endonezyalılara telaffuzuyla daha kolay hatırlanmasından dolayı Mardin olarak seçtikleri kaydetti. 

Gaziantep’ten Endonezya’ya çalışmak için gelen baklava ustası Ali Çiçek, ”30 yıldır baklava işiyle uğraşıyorum. Burada birçok çeşitte baklava üretiyoruz. Ayrıca künefe ve sütlü tatlılar da yapıyoruz. Endonezyalılara baklavayı sevdirmek istedik ve bunu da başardık. Bu başarıdan dolayı gurur duyuyorum.” dedi. 

Baklavayı öğrenmek isteyenlerin olduğunu dile getiren Çiçek, ”İstekli olan arkadaşlara öğretiyoruz. Burada bir Türk kültürü, bir Türk kapımız olsun. Herkese açığız.” diye konuştu.

عراقي يبيع شريحة البقلاوة بألف دولار

عراقي يبيع شريحة البقلاوة بألف دولار

خبرني – يبيع محل حلويات يملكه مغترب عراقي، شريحة من البقلاوة التركية ملفوفة بورق من الذهب عيار 24 قيراطاً، بسعر ألف دولار في العاصمة الإندونيسية جاكارتا.

ويختص “محل ماردين للبقلاوة” في جاكارتا، ببيع الحلويات التركية، المصنوعة بأيدي أمهر الخبراء الأتراك في صناعة البقلاوة قادمين من مدينة غازي عنتاب جنوبي تركيا، حيث نالت منتجاتهم إعجاب الإندونيسيين.

عراقي يبيع شريحة البقلاوة بألف دولار

وقال صاحب المحل العراقي الأصل “عبدالرحمن الحمادي” (35 عاماً) “نهدف إلى زيادة الوعي في إندونيسيا بالبقلاوة التي تعد واحدة من المذاقات الفريدة للمطبخ التركي”. وأشار إلى أنهم يهدفون من خلال تغليف البقلاوة بورق الذهب للفت انتباه الإندونيسيين إلى البقلاوة.

وبيّن أنهم يجلبون معظم المواد الضرورية المستخدمة في صناعة البقلاوة من تركيا، وبعضها من البلدان المجاورة، كما أنهم استقدموا خبراء صناعة البقلاوة من مدينة غازي عنتاب، مؤكداً بالقول “زبائننا ممتنون جداً من منتجاتنا”

وحول فكرة إنشائه محل بيع الحلويات التركية، أشار الحمادي إلى أنه مكث في تركيا لمدة عام، جاب خلالها كل أرجاء البلاد، وزار إسطنبول، وإزمير، وبودروم، وماردين، والعديد من الولايات، مؤكداً أنه وجد ألذ بقلاوة في مدينة غازي عنتاب، واتفق مع خبير في صناعة البقلاوة للعمل معاً، واختاروا اسم ماردين وذلك لسهولة تلفظها من قبل الإندونيسيين.

من جانبه قال خبير صناعة البقلاوة التركي “علي جيجك” ، إنه يزاول صناعة البقلاوة منذ 30 عاماً، ، وأنه جاء من غازي عنتاب إلى جاكارتا للعمل فيها، مبيناً أنهم يصنعون إلى جانب البقلاوة، الكنافة، والحلويات التركية الأخرى المصنوعة من الحليب، معرباً عن افتخاره لنجاحهم في تحبيب البقلاوة للإندونيسيين.

شريحة بقلاوة تركية تباع بألف دولار في جاكارتا

شريحة بقلاوة تركية تباع بألف دولار في جاكارتا

ملفوفة بورق من الذهب عيار 24 قيراطا

Jakarta Raya
شريحة بقلاوة تركية تباع بألف دولار في جاكارتا

جاكارتا / محمود أتانور / الأناضول

يبيع محل حلويات يملكها مغترب عراقي، شريحة من البقلاوة التركية ملفوفة بورق من الذهب عيار 24 قيراطا، بسعر ألف دولار في العاصمة الإندونيسية جاكارتا.

ويختص “محل ماردين للبقلاوة” في جاكارتا، ببيع الحلويات التركية، المصنوعة بأيدي أمهر الخبراء الأتراك في صناعة البقلاوة قادمين من مدينة غازي عنتاب جنوبي تركيا، حيث نالت منتجاتهم إعجاب الإندونيسيين.

وقال صاحب المحل العراقي الأصل “عبدالرحمن الحمادي” (35 عاما)، للأناضول، “نهدف إلى زيادة الوعي في إندونيسيا بالبقلاوة التي تعد واحدة من المذاقات الفريدة للمطبخ التركي”.

وأشار إلى أنهم يهدفون من خلال تغليف البقلاوة بورق الذهب للفت انتباه الإندونيسيين إلى البقلاوة.

وبيّن أنهم يجلبون معظم المواد الضرورية المستخدمة في صناعة البقلاوة من تركيا، وبعضها من البلدان المجاورة، كما أنهم استقدموا خبراء صناعة البقلاوة من مدينة غازي عنتاب، مؤكدا بالقول “زبائننا ممتنون جدا من منتجاتنا”.

وحول فكرة إنشائه محل بيع الحلويات التركية، أشار الحمادي إلى أنه مكث في تركيا لمدة عام، جاب خلالها كل أرجاء البلاد، وزار إسطنبول، وإزمير، وبودروم، وماردين، والعديد من الولايات، مؤكداً أنه وجد ألذ بقلاوة في مدينة غازي عنتاب، واتفق مع خبير في صناعة البقلاوة للعمل معا، واختاروا اسم ماردين وذلك لسهولة تلفضها من قبل الإندونيسيين.

من جانبه قال خبير صناعة البقلاوة التركي “علي جيجك” ، إنه يزاول صناع البقلاوة منذ 30 عاما، ، وأنه جاء من غازي عنتاب إلى جاكارتا للعمل فيها، مبينا أنهم يصنعون إلى جانب البقلاوة، الكنافة، والحلويات التركية الأخرى المصنوعة من الحليب، معربا عن افتخاره لنجاحهم في تحبيب البقلاوة للإندونيسيين. الأخبار المنشورة على الصفحة الرسمية لوكالة الأناضول، هي اختصار لجزء من الأخبار التي تُعرض للمشتركين عبر نظام تدفق الأخبار (HAS). من أجل الاشتراك لدى الوكالة يُرجى الاتصال بالرابط التالي.

المواضيع ذات الصلة
image-3

بالفيديو القطعة الواحدة بألف دولار.. عراقي يبيع بقلاوة تركية مغلفة بالذهب

هواكم: يبيع محل حلويات يملكه مغترب عراقي قطعة من البقلاوة التركية ملفوفة بورق من الذهب عيار 24 قيراطا، بسعر ألف دولار، في العاصمة الإندونيسية جاكرتا.

وقال صاحب المحل عبدالرحمن الحمادي (35 عاما)، إن الهدف من فكرته زيادة الوعي في إندونيسيا بالبقلاوة التي تعد واحدة من المذاقات الفريدة للمطبخ التركي، وأشار إلى أنه يهدف من خلال تغليف البقلاوة بورق الذهب للفت انتباه الإندونيسيين إلى هذه الحلوى.



وأوضح أنه يجلب معظم المواد الضرورية المستخدمة في صناعة البقلاوة من تركيا، وبعضها من البلدان المجاورة، كما أنه استقدم خبراء صناعة البقلاوة من مدينة غازي عنتاب التركية.

المصدر : وكالة الأناضول

كلمات دلالية

image-2

مغترب عراقي يبيع شريحة البقلاوة بألف دولار في جاكارتا

يبيع محل حلويات يملكه مغترب عراقي، شريحة من البقلاوة التركية ملفوفة بورق من الذهب عيار 24 قيراطاً، بسعر ألف دولار في العاصمة الإندونيسية جاكارتا.

ويختص “محل ماردين للبقلاوة” في جاكارتا، ببيع الحلويات التركية، المصنوعة بأيدي أمهر الخبراء الأتراك في صناعة البقلاوة قادمين من مدينة غازي عنتاب جنوبي تركيا، حيث نالت منتجاتهم إعجاب الإندونيسيين.

وقال صاحب المحل العراقي الأصل “عبدالرحمن الحمادي” (35 عاماً) “نهدف إلى زيادة الوعي في إندونيسيا بالبقلاوة التي تعد واحدة من المذاقات الفريدة للمطبخ التركي”. وأشار إلى أنهم يهدفون من خلال تغليف البقلاوة بورق الذهب للفت انتباه الإندونيسيين إلى البقلاوة.

اتهام رجل بسرقة حلويات بقيمة 90 ألف دولار

وبيّن أنهم يجلبون معظم المواد الضرورية المستخدمة في صناعة البقلاوة من تركيا، وبعضها من البلدان المجاورة، كما أنهم استقدموا خبراء صناعة البقلاوة من مدينة غازي عنتاب، مؤكداً بالقول “زبائننا ممتنون جداً من منتجاتنا”.

بقلاوة ملفوفة بورق من الذهب عيار 24 قيراطاً (الأناضول) 

وحول فكرة إنشائه محل بيع الحلويات التركية، أشار الحمادي إلى أنه مكث في تركيا لمدة عام، جاب خلالها كل أرجاء البلاد، وزار إسطنبول، وإزمير، وبودروم، وماردين، والعديد من الولايات، مؤكداً أنه وجد ألذ بقلاوة في مدينة غازي عنتاب، واتفق مع خبير في صناعة البقلاوة للعمل معاً، واختاروا اسم ماردين وذلك لسهولة تلفظها من قبل الإندونيسيين.

من جانبه قال خبير صناعة البقلاوة التركي “علي جيجك” ، إنه يزاول صناعة البقلاوة منذ 30 عاماً، ، وأنه جاء من غازي عنتاب إلى جاكارتا للعمل فيها، مبيناً أنهم يصنعون إلى جانب البقلاوة، الكنافة، والحلويات التركية الأخرى المصنوعة من الحليب، معرباً عن افتخاره لنجاحهم في تحبيب البقلاوة للإندونيسيين.

(الأناضول)